“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Bagaimana jika salah satu sila yang terdapat pada Pancasila ini kita ganti menjadi kalimat seperti ini,“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat kota.” Apakah anda setuju? Tanpa resmi diganti, beginilah kenyataan yang pada
BBM Naik, Wong Deso Makan Tanah
Azura Asyifa |
Sudah menjadi hal biasa, bila berganti kepala negara maka akan ada kenaikan BBM. BBM naik bukan tak beralasan. Dan alasan kenaikan BBM itu wajar-wajar saja dan bisa di terima oleh logika kita yang bisa berfikir positif. Tapi ada hal yang tak lazim dari kenaikan BBM ini. Bahkan lucunya, baru saja issu kenaikan BBM maka mulailah BBM langka. Pasokan BBM setiap hari datang itu, lenyap. Bagaikan ditelan bumi. BBM dibekap oleh oknum-oknum tertentu. Oknum yang tak tamak. Tujuan mereka adalah untuk mendapatkan keuntungan yang banyak.
Syair Nasehat
Azura Asyifa |Bila kita mendapat rizki
Hendak kita saling berbagi
Jangan suka makan sendiri
Karena itu sikap tak terpuji
Hendak kita saling berbagi
Jangan suka makan sendiri
Karena itu sikap tak terpuji
Syair Tepung Tawar
Azura Asyifa |Assalamualaikum…
Assalamualaikum…
Warohmatullahi…
Wabarokatuh…
Selamat datang kami ucapkan
Kepada hadirin tuan dan puan
Berkumpul bersama diacara pernikahan
Pengantin kita cantik rupawan
Assalamualaikum…
Warohmatullahi…
Wabarokatuh…
Selamat datang kami ucapkan
Kepada hadirin tuan dan puan
Berkumpul bersama diacara pernikahan
Pengantin kita cantik rupawan
Syair Bengkalis
Azura Asyifa |Kota Bengkalis kota bertuah
Banyak bangunan berdiri megah
Pemimpin kita memegang amanah
Rakyatnya aman membawa berkah
Bengkalis disebut negeri junjungan
Negerinya damai rakyatnya aman
Senantiasa teguh pada iman
Patuh apada perintah Tuhan
Banyak bangunan berdiri megah
Pemimpin kita memegang amanah
Rakyatnya aman membawa berkah
Bengkalis disebut negeri junjungan
Negerinya damai rakyatnya aman
Senantiasa teguh pada iman
Patuh apada perintah Tuhan
Syair Agama
Azura Asyifa | 21 Oktober 2014Dengan bismillah syair dimula
Assalamualaikum kata selanjutnya
Petanda kita orang beragama
Ucaplah syukur pada yang Esa
Kita semua orang beriman
Hendaklah selalu menjaga amalan
Sholat jangan kita lupakan
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Assalamualaikum kata selanjutnya
Petanda kita orang beragama
Ucaplah syukur pada yang Esa
Kita semua orang beriman
Hendaklah selalu menjaga amalan
Sholat jangan kita lupakan
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Dedap Durhaka
Azura Asyifa | 20 Oktober 2014Dengan bismillah syair dimula
Bercerita kisah dahulu kala
Inilah kisah Dedap Durhaka
Lagenda asal negeri kita
Inilah kisah Dedap Durhaka
Budak berdosa pada ibunya
Karena sombong awal mulanya
Hingga Dedap menjadi celaka
Pantun Adat Budaya
Azura Asyifa | 29 September 2014Asab jerami baunya hangit
Menjadi abu terbang melayang
Bertangkup bumi dengan langit
Adat melayu tidakkan hilang
Jangankan hutan ataupun rimba
Semak beluko sedang bergancung
Pantun seni budaya kita
Resam melayu sama dijunjung
Menjadi abu terbang melayang
Bertangkup bumi dengan langit
Adat melayu tidakkan hilang
Jangankan hutan ataupun rimba
Semak beluko sedang bergancung
Pantun seni budaya kita
Resam melayu sama dijunjung
Pantun Pernikahan
Azura Asyifa |Besar langsa Kuala Betung
Rampak rumput dari jerami
Besar hajat nan kami kandung
Menjemput hadirin kemajlis kami
Lame air sudut di tanjung
Sampan bertambat tali bersimpul
Sudah lama niat dikandung
Insyaallah kini kian terkabul
Rampak rumput dari jerami
Besar hajat nan kami kandung
Menjemput hadirin kemajlis kami
Lame air sudut di tanjung
Sampan bertambat tali bersimpul
Sudah lama niat dikandung
Insyaallah kini kian terkabul
Pantun Tepung Tawar
Azura Asyifa |Jung belayar kepulau Rupat
Beryarnya pula dipagihari
Tepung tawar upacar adat
Memabawa berkah ridho ilahi
Daeng celak daeng melawa
Selamat selabe mengambil galah
Menepung tawar sambil berdo’a
Mengharap berkah dari Allah
Beryarnya pula dipagihari
Tepung tawar upacar adat
Memabawa berkah ridho ilahi
Daeng celak daeng melawa
Selamat selabe mengambil galah
Menepung tawar sambil berdo’a
Mengharap berkah dari Allah
Terkubur Niat Bersama Jasad
Azura Asyifa | 26 September 2014
“Innalillahirojiun…” hanya itu kata yang mampu di ucapkan saat melihat sekujur tubuh terbaring di atas tikar pandan putih. Semua yang ada disitu menunduk, menumpahkan air mata tanpa suara. Tadi malam sekitar pukul 21.45, Wan Nimah menghembuskan nafas terakhirnya. Di rumah pusaka peninggalan suaminya. Jasadnya akan dikebumikan siang ini. Terkuburlah niat untuk mengunjungi rumah Allah bersama jasad. Niat yang telah bertahun-tahun dipendamnya. Akhirnya tidak kesampaian juga.
Dia adalah seorang ibu tunggal yang hidup bersama dua cucunya. Ani 13 tahun, dan Amin 7 tahun. Suami Wan Nimah telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu akibat sakit tua. Sementara anak perempuan tunggalnya juga telah telah meninggal dunia saat melahirkan anak terakhirnya, Amin. Sedangkan menantunya, yaitu ayah kepada Ani dan Amin telah menikah lagi dengan wanita lain. Dan tidak pernah mengirim kabar apa pun kepada mereka. Kini tinggallah Ani dan adiknya. Hidup sebagai yatim piatu. Tiada lagi tempat menumpang hidup dan mengadu nasip.
Kerelaan Ayah
Azura Asyifa |
Dua hari yang lalu, desa kami dihebohkan dengan kehilangan beberapa utas jaring. Kabar itu begitu cepat beredar. Bersama angin laut yang menerpa semua fakta dan kian menjadi cerita. Emak mendengar kabar itu dari tetangga kami. Tapi apa yang didengar bukanlah sekadar cerita. Melainkan fakta yang begitu menyayat hati. Menurut cerita Mak Timah, tetangga kami, ayahlah sang pencuri jaring itu. Jaring milik Pak Ahmad, ketua nelayan desa kami.
“Aku bukan hendak menuduh suami mu, Jah.” Kata Mak Timah sambil memegang pundak Emak. “Tapi apa yang aku dengar ini mungkin lebih baik aku ceritakan kepada mu sebelum orang lain bercerita”. Emak hanya diam dan menundukkan wajah saat Mak Timah berkata kepadanya.
“Ceritalah, kak. Aku pun ingin mendengarnya”. Suara Emak pelan. “Betul kau tak marah dengan apa yang inginku katakan?”. Sambut Mak Timah. “Tidak, apa hendak dimarah. Aku pun telah mendengar kabar ini sebelumnya”. Jawab Emak sambil menatap hampa ladang padi yang menghijau.
Pantun Meminang
Azura Asyifa |
Duduk termenung diwaktu petang
Berayun kaki dipintu depan
Bukan datang sebarang datang
Datang dengan seribu harapan
Pucuk pauh ditepi batang
Buah berangan rasanya pahit
Dari jauh kami datang
Datang dengan seribu hajat
Boom Di Negeri Bertuah
Azura Asyifa |
Pepatah Melayu menyebutkan “tuah ayam nampak di kaki, tuah manusia siapa yang tahu”. Ungkapan tersebut molek1 benar diungkapkan dalam kisah ini. Kisah tentang seorang nelayan yang berkehidupan sederhana. Makan minum pas-pasan. Seseorang yang menjadi tulang punggung keluarga. Namanya pak Ramli. Mencari makan dengan menghandalkan penghasilan laut, menangkap ikan.
Usianya kini hampir setengah abad. Memiliki kehidupan pas-pasannya, tak pernah membuat Pak Ramli mengeluh. Dia berusaha sabar dengan kekurangan yang mereka miliki. Satu hal yang selalu bapak tua itu ajarkan pada anak dan istrinya, ”bahwa rezki, ajal, dan maut di tangan Tuhan. Manusia hanya bisa berusaha dan berdo’a.” Dengan pegangngan itu membuat mereka tak pernah berputus asa. Apa lagi mengeluh. Baginya usaha dan do’a adalah jalan terbaik yang harus dilakukan oleh setiap manusia.
Sebait Kisah Tentangmu
Azura Asyifa | 24 September 2014
Waktu terus saja berjalan. Detik jarum jam
dinding itu bunyinya masih sama. Sesekali ia berdenting keras, tanda
bergantinya angka. Dan aku masih disini. Tetap disini, dan akan selalu disini.
Entah apa yang ku tunggu. Aku ragu. Sebenarnya tak ada. Aku hanya menuggu jiwa
ku datang. Memberi ketenangan pada batin ku. Yang kini telah luluh-lantak. Pikiran
ku merkecamuk. Ini semua karena ulah mu. Ketika kau datang membawa mawar putih dan
seikat janji untuk ku.
Dulu kau datang membawa mawar putih.
Mempersembahkannya kepada ku. Aku selalu bertanya pada mu. Mengapa mawar putih?
Dan kau menjawab, ”Mawar putih menggambarkan sucinya cinta ku pada mu.” Aku
tersenyum. Lalu kau berkata lagi, ”putih itu adalah lambang, bahwa langkah kita
dalam cinta suci ini akan indah selamnya.” Hatiku melayang. Berbunga-bunga. Aku
sedang jatuh cinta. Begitu bahagia. Kau senantiasa memberi kabar terbaik untuk
ku. Bercerita tentang indahnya mahligai cinta. Barnyanyi lagu rindu. Kau
sempurna. Begitulah yang ku rasa saat itu.
Langganan:
Postingan (Atom)